Di usia saat ini bagaimana pandanganmu terhadap cinta? Kata orang kalo kita sedang merasakan jatuh cinta dengan seseorang hari kita akan dipenuhi dengan warna merah muda, bahkan saat orang yang kita suka melakukan hal-hal yang manis rasanya perut kita akan dipenuhi oleh kupu - kupu. Tapi itu perasaan jika kita sedang jatuh cinta kan? Bagaimana jika kita sedang patah hati? Apakah menangisi semuanya adalah solusi yang tepat?
Terkadang jika sedang mood dan memiliki waktu senggang, aku menghabiskan waktu senggangku untuk membaca cerita atau menonton series atau film romance, ketika selesai membaca atau menontonnya aku akan menilai hal itu dengan sudut pandangku sendiri. Bahkan aku juga terkadang seperti ditarik masuk kedalam cerita tersebut dan seakan - akan aku bisa merasakan apa saja yang dialami oleh sang pemeran utama dalam cerita tersebut.
Aku benar - benar merasa marah jika aku menemukan cerita dimana aku menemukan pemeran utama lain terlalu meremehkan perasaan dari pemeran utama lainnya. Cinta bertepuk sebelah tangan, bahkan di dunia nyata saja mendapatkan fakta bahwa banyak orang merasakan cinta sepihak saja rasanya benar-benar sesuatu yang tidak bisa kita pahami bagaimana rasanya. Karena aku pernah juga merasakan cinta sepihak selama bertahun-tahun tapi tak punya banyak momen bersama hingga banyak orang disekitarku juga muak mendengar juga membaca nama dia dalam setiap tulisanku.
"Apa - apaan dia! Apakah sulit untuk membalas cintanya? Kau benar - benar akan menyesal jika dia benar - benar sudah pergi menjauh! Dan aku akan menertawakanmu jika kamu jatuh cinta bahkan kamu cinta mati kepadanya, aku akan menertawakanmu!!!"
Itu adalah kata - kata kesalku ketika membaca atau menonton cerita tentang percintaan yang diawali dari cinta sepihak, ya walaupun di pertengahan cerita aku tahu jika perasaan itu akan terbalas oleh lawan mainnya bahkan bisa sampai akhir yang bahagia.
Dulu ketika aku masih kecil, aku selalu memiliki bayangan tentang kisah cintaku. Aku ingin seperti Cinderella, yang bisa bertemu dan berdansa dengan pangeran kemudian saling jatuh cinta pada pandangan pertama, ya walaupun harus berpisah ketika denting jam 12 berbunyi.
Walaupun berpisah pun pangeran masih memikirkan Cinderella dan dengan sepatu kaca sebelah yang tertinggal sang pangeran memutuskan untuk membuat sayembara untuk menemukan sosok Cinderella. Tentu saja tidak mudah untuk menemukan Cinderella, hingga akhirnya pangeran menginjakkan kakinya di rumah Cinderella tapi yang ditemuinya justru sang ibu tiri dan juga saudara-saudara tirinya yang juga sudah mendengar sayembara itu hingga mereka juga ingin mencobanya. Tidak ada yang cocok saat mengenakan sepatu itu, hingga Cinderella yang akhirnya keluar dan juga pangeran yang merasa terpana dengan Cinderella dan menyuruhnya untuk mencoba sepatu itu dan yah sepatu itu cocok dikenakan oleh Cinderella dan akhirnya pangeran membawa Cinderella ke istana untuk menjadikannya sebagai istri dan akhirnya mereka hidup bahagia.
Tapi semakin bertambah angka usiaku, sudut pandangku tentang sebuah hubungan terutama cinta semuanya berubah, bahkan aku seringkali berkata kepada diriku sendiri,
"Aku tidak percaya cinta. Cinta hanya omong kosong belaka."
Bukan tanpa sebab aku bisa berkata seperti itu, tapi yaa begitu lah. Bahkan disaat teman-temanku yang lain sudah berani untuk hidup dengan orang yang dicintainya dan mampu terikat dengan yang namanya komitmen. Sedangkan aku? Yah, aku belum menemukan arti komitmen dalam hidupku sendiri.
Setiap kali ada yang mencoba mendekatiku aku selalu mencoba membuat jarak sejauh mungkin,
"Memangnya aku se- worth it apa untuk dicintai?"
Banyak ketakutan dan kekhawatiran yang aku miliki tentang sebuah hubungan. Aku saja masih merasa belum bisa membahagiakan diriku sendiri, bagaimana aku bisa membahagiakan pasanganku nanti? Aku saja masih belum bisa berdamai dengan diriku sendiri dan masih sering menyakiti diriku sendiri, bagaimana jika nanti aku hanya menyakiti hati pasanganku saja? Isi otakku penuh dengan pertanyaan 'bagaimana?' yang jawabannya saja belum pasti.
Sekarang aku tidak ingin terlalu terburu-buru memulai hubungan dengan orang baru, karena menjalin hubungan dengan orang juga tak semudah itu. Rumit. Jika aku saja belum bisa mengenal diriku dengan baik, ku rasa aku juga tidak bisa mengenal orang lain dengan baik juga.
Semuanya ada waktunya, lagian ku pikir hidup ini isinya bukan tentang cinta.. cinta.. cinta.. saja, benarkan?
Terima kasih sudah membaca tulisan ini.
-🧸
Komentar
Posting Komentar