Gadis Itu Sudah Lama Mati

 



Bagaimana perasaanmu sejauh ini? Apa yang kamu rasakan hari ini? Ada cerita apa hari ini? Kalo hari ini sedang merasa memiliki hari yang kurang baik, nggak papa ya masih ada hari esok untuk kembali membuat cerita yang lebih baik. Dan kalo capek istirahat yaa.. Take your time :)


...

Langit sepertinya saat ini sedang berduka yaa.. Gelap dan siap mengeluarkan rintik air yang siap jatuh ke bumi. Dan di sudut kamar yang gelap itu juga ada seorang gadis yang tengah menumpahkan air matanya dengan suara yang menyayat hati. Namun sayangnya tidak ada orang yang memperdulikannya. Dia sendiri.

Bagai sebuah kaset rusak semua kenangan buruk itu terputar kembali menampilkan adegan demi adegan yang terlihat menyakitkan. Dikucilkan, dihina dan dicaci sepertinya sesuatu yang sudah biasa dia dapatkan. Tak ada air mata yang keluar saat dia perlakukan seperti itu oleh banyak orang, dia hanya menatap datar orang - orang di sekitarnya. Hatinya terlalu sering di patahkan hingga membuatnya terbiasa dengan semuanya.

Dia melangkahkan kakinya dengan pandangan yang kosong, kedua telinganya ia sumpal dengan earphone yang memutar musik yang cukup membuatnya tidak bisa mendengarkan suara lainnya. 

Dia kembali ke tempat yang dinamakan rumah. Namun rumahnya terlihat dingin, tidak ada kehangatan yang terasa di dalam rumah itu. Suara kaca yang jatuh ke lantai berhasil menarik perhatiannya, terlihat dua orang paruh baya tengah beradu argumen. Benar - benar memuakkan. Gadis itu memilih untuk masuk ke dalam kamarnya yang redup, gelap , tak ada cahaya yang masuk.

Keesokan harinya gadis itu harus kembali ke rutinitas yang membosankan. Dia terpaksa harus bertemu kembali dengan orang - orang yang haus akan nilai dan popularitas. 

"Bisa kau ajarkan ini kepadaku? Jujur aku kurang paham dengan materi ini." gadis itu membawa buku tulisnya ke salah satu bangku teman sekelasnya yang terkenal dengan kepintarannya, bahkan sering kali mendapatkan pujian dari banyak guru.

"Aku juga kurang paham. Kau bisa menanyakan itu ke guru saja nanti." ucapnya dengan nada yang kesal karena gadis itu mengganggu aktivitasnya.

Gadis itu kembali dengan langkah yang lunglai, bagaimana dia bisa menanyakan materi ini kepada sang guru sedangkan hari ini akan diadakan ulangan harian. Pasrah saja. Memangnya apa susahnya membantu teman dengan menjelaskan materi itu? Apakah jika kau mengajarinya akan membuat kepintaranmu menurun?

Selesai ulangan harian itu guru langsung membagikan hasilnya. 

"Kau tidak belajar? Lihat nilaimu jelek sekali. Dengan nilai segini saya rasa kamu tidak akan berhasil masuk ke sekolah yang bagus, kamu hanya akan masuk sekolah biasa. Jika kau tidak bisa coba tanyakan itu ke teman - temanmu, jangan malah diam saja." tanpa sadar guru tersebut baru saja menggores luka yang tak akan pernah gadis itu lupakan selamanya.

Gadis itu mulai melangkahkan kakinya dengan gontai kembali ke bangkunya, dia benci dengan tatapan iba yang diberikan semua teman - temannya. Untuk apa tatapan itu? Nilai memang terkadang membuat hati nurani sebagian orang mati.

"Hey! Bisakah kau berhenti bermain dengan mereka? Mereka itu bukan teman sekelasmu!" dengan suara yang sinis salah satu anak sekelas ini menegur gadis itu dengan tatapan intimidasi. 

Memang apa salahnya bermain dengan mereka yang berbeda kelas? Apakah itu mengganggumu? Jika kau memang ada masalah dengan salah satu anak di kelasnya kenapa harus kau lampiaskan ke gadis itu? Apa-apaan sikapmu itu, sok keren sekali mengatur pergaulan orang lain. Menjijikan.

Seiring berjalannya waktu gadis itu memilih untuk menyendiri, hanya menjadi pengamat bagi orang - orang di sekitarnya. Dia terlalu banyak mendapatkan tuntutan dari orang - orang di sekitarnya, melelahkan.

Sejak saat itu warna lain dalam gadis itu mulai melebur yang tersisa hanya warna abu-abu, hitam dan putih tak ada warna cerah yang mewarnai harinya lagi. Dan mulai saat itu gadis itu hanya memakai topeng agar dia terlihat lebih hidup nyatanya dia sudah lama sekarat.

Setiap kali dia tersenyum, senyumnya akan luntur seketika hanya karena mengingat semua rasa sakitnya karena dia merasa bahwa dia sudah tak pantas lagi untuk tersenyum ataupun tertawa. Dia tak pantas.

Orang - orang di sekitarnya mulai menganggap gadis itu aneh.

"Dia tidak normal." mereka berbisik - bisik lirih ketika melihat gadis itu tengah asyik dengan dunianya sendiri.

Waktu memang rasanya susah sekali untuk berdamai dengan gadis itu atau memang dunia yang memang sudah tidak bisa menerima keberadaan dia lagi? Lalu dia harus ke mana untuk menemukan kebahagiaan dia? Dia harus bagaimana agar warna lain dalam hidupnya kembali lagi? Dia harus membagi semuanya ke siapa? Mereka terlalu jahat untuk gadis itu.

Gadis itu terjatuh, namun tak ada yang mau mengulurkan tangan kepadanya. Tubuh gadis itu penuh lebam, namun tak ada yang berniat membantu dia untuk mengobati lukanya itu. Gadis itu menangis, namun tak ada jari yang menghapus air matanya yang terus jatuh membentuk aliran sungai kecil di pipinya. Tak ada orang yang peduli atau memang keberadaan gadis itu dari awal memang tidak pernah terlihat?

Gadis itu selalu merasa iri ketika melihat warna lain di hidup orang - orang yang tak pernah dia lihat sebelumnya dalam hidupnya. Kapan dia punya warna itu? Mungkin itu yang di pikirkan gadis itu.

"Kamu mau jadi apa kalau terus - terusan begini?! Kamu mau masa depan kamu suram?! Lihat si ini... Lihat si itu.. Kenapa kaya begitu saja tak bisa?!" teriak wanita paruh baya itu dengan tatapan kesalnya kepada gadis itu. 

Rasanya ada banyak panah yang menusuk tepat sasaran dalam hatinya, rasanya sakit sekali sampai sesak. Bernafas pun rasanya sulit. Matanya berkaca - kaca, namun gadis itu mencoba untuk menahannya, walaupun dia tidak tahu sampai kapan dia bisa menahan semua itu sendirian.

Rasanya satu persatu yang ada dalam hidup gadis itu mulai layu dan memilih untuk mati. Mungkin semuanya tak ada yang berhasil di selamatkan dalam hidup gadis itu, semuanya sudah di ambil paksa oleh takdir.

Mungkin kau tidak akan pernah bisa melihat senyum tulusnya. Mungkin kau tak akan mendengarkan tawa cerianya. Terlalu banyak kemungkinan yang tak akan kau lihat lagi dari gadis itu. Kini gadis itu hanya hidup dalam kepalsuan. 

Gadis itu telah lama mati.
Harapannya telah lama mati.
Senyuman dan tawanya telah lama mati.
Semuanya sudah tak berfungsi sebagaimana mestinya.

Manusia - manusia yang ada di masa lalunya masih hidup sebagaimana mestinya, namun tidak dengan gadis ini. Dia hidup dalam kecemasan, ketakutan, dan bahkan kegelapan sudah menjadi sahabat terbaiknya.

Kau tidak akan pernah ingat dengan semua yang kau lakukan ke gadis ini. Kau tidak akan pernah ingat dengan semua yang kamu katakan kala itu. Karena menurutmu semuanya hanya sekedar lelucon. Semuanya akan kau bungkus dengan sesuatu yang bernama 'Bercanda'

Namun yang tidak kau ketahui jika ada hidup seorang gadis yang hancur lebur karena bercandamu itu.

Semoga suatu hari nanti waktu mau berdamai dengan semua luka yang ada di gadis itu. Dan semoga suatu hari nanti semesta mampu memberikan warna yang sempurna untuk gadis ini. Semoga..






  (Gelap dan sunyi sudah menjadi temannya sejak saat itu)






Terima kasih sudah membaca tulisan ini.
-🧸



 

Komentar

Posting Komentar