...
Akhir - akhir ini rasanya banyak sekali kekhawatiran yang lagi dipendam dan dirasakan sendirian. Khawatir tidak bisa menyelesaikan semuanya dengan tepat waktu hingga merasa jika aku sudah tertinggal jauh dengan orang - orang di sekitarku. Memikirkan semuanya sendirian benar - benar membuatku rasanya sulit sekali untuk bernafas dengan tenang bahkan air mataku juga dengan mudahnya menetes keluar. Apakah aku memang selemah itu?
Aku juga sering kali merasa lelah benar - benar lelah, padahal aku tidak banyak melakukan kegiatan fisik tapi aku juga tidak tahu pasti yang lelah itu fisik atau mentalku, aku benar - benar tidak tahu. Terkadang ide aneh sering kali muncul dalam benakku, yah rasanya aku ingin menghilang dan meninggalkan tempat ini pergi ke tempat asing yang bahkan tidak ada seseorang pun yang akan mengenali diriku.
Semakin dewasa ternyata semakin banyak tuntutan atau memang itu sesuatu hal yang sudah biasa untuk didapatkan pada saat usia segitu? Haha, tapi aku merasa jika kebahagiaan yang mereka tuntut justru sesuatu hal yang mungkin tidak bisa membuat aku bahagia.
Di usiaku yang sudah memasuki kepala dua aku rasa bukan sesuatu yang aneh ketika aku mendapatkan banyak pertanyaan yang mungkin sudah biasa didapat ketika berada di usia segini. Seperti pertanyaan mengenai tugas akhir kuliahku atau pekerjaan sampai ke permasalahan percintaan. Jujur aku bisa mengabaikan semuanya namun tetap saja bohong rasanya jika aku juga tidak memikirkan apa yang mereka katakan itu.
Bahkan rasanya tuntutan itu semakin hari semakin membebani hidupku. Mereka tidak akan pernah tahu sudah berapa banyak air mata yang jatuh setiap malam hanya karena rasa takutku, rasa takutku tentang masa depan. Apakah aku bisa berada di posisi yang sama seperti mereka?
Tapi kadang aku selalu tertampar dengan kata - kata ketika aku membaca buku tentang self improvement dimana banyak penulis yang menyampaikan jika kebahagiaan itu muncul ketika kita bisa mengenal diri kita sendiri dan paham apa yang diinginkan diri sendiri. Yah, memang benar aku selalu merasa takut dan khawatir dengan pandangan orang lain terhadapku, padahal aku menyukainya.
Ketika aku memiliki selera musik, drama atau series, bahkan bacaan yang berbeda dengan mereka aku selalu khawatir dengan reaksi yang akan mereka tunjukkan kepadaku. Memangnya kenapa jika selera aku dengan mereka berbeda?
Aku tidak bisa mengikuti kebahagiaan orang lain. Mungkin orang lain bahagia dengan menghabiskan waktunya dengan berkumpul bersama banyak orang di luar rumah dan nyatanya aku lebih menyukai menghabiskan waktuku dengan berdiam seharian di dalam kamar dan melakukan hal - hal yang bisa membuatku bahagia dan bahkan aku bisa tertawa lepas hanya karena menonton film komedi. Jelas sekali bukan jika setiap orang punya cara sendiri untuk bahagia?
Jadi jika kita ingin bahagia, bukankah kita harus melakukan hal - hal yang kita sukai bukan malah mengikuti hal yang disukai orang lain kan? Ku rasa kita perlu menciptakan standar kebahagiaan kita sendiri karena kebahagiaan itu ada ditangan kita bukan ditangan orang lain, orang lain hanya pemeran pembantu saja sedangkan kita adalah pemeran utama di hidup kita masing - masing.
Kebahagiaan kamu tentu saja itu tanggung jawabmu dan kebahagiaan orang lain tentu saja bukan tanggung jawabmu, karena kamu hanya pemeran tambahan dalam hidupnya begitu pun sebaliknya. Aku akan bahagia dengan pilihanku sendiri dan kamu pun akan bahagia dengan caramu sendiri. Kita semua akan bahagia pada akhirnya.
Komentar
Posting Komentar