World Mental Health Day [2021]

 


Hari ini tepatnya pada tanggal 10 Oktober kita kembali dengan peringatan hari kesehatan mental sedunia :) 

#HariKesehatanMentalSedunia #WorldMentalHealthDay


...


Bagaimana perasaanmu sejauh ini? Apa yang kamu rasakan hari ini? Ada cerita apa hari ini? Kalo hari ini sedang merasa memiliki hari yang kurang baik, nggak papa ya masih ada hari esok untuk kembali membuat cerita yang lebih baik. Dan kalo capek istirahat yaa.. Take your time :)


Hey! Tulisan ini aku persembahkan untuk diriku sendiri juga kalian manusia - manusia yang benar - benar sangat hebat. Yah, kita hebat karena masih bertahan sejauh ini walaupun mental kita mungkin tak sekuat mereka tapi kita masih kuat berdiri di sini untuk sebuah harapan yang ingin kita wujudkan.

Sulit ya menyimpan semuanya sendirian. Rasa sakit itu yang tak pernah ditunjukkan ke orang lain. Tangisan itu yang tak pernah orang lain dengar hingga sering kali rasanya sulit sekali menahan sesak yang luar biasa. Trauma dan rasa sakit yang sering kali menghantui tidur bahkan bisa membuat kita bisa terjaga seharian, sekedar menutup mata saja rasanya menakutkan. Tapi kira - kira sampai kapan ya kita harus memakai topeng ini?

Orang - orang di sekitar tak pernah tahu senyum ini tulus atau palsu, yang mereka tahu kita memang sedang baik - baik saja. Kenyataannya tidak. 

Ingin rasanya berkeluh kesah tentang keadaan mental kita ke orang lain, tapi rasa takut dan khawatir lebih mendominasi kan? 

Takut mereka hanya akan menganggap sebagai manusia yang jauh dari Tuhan, kurang ibadah katanya. Takut akan dibandingkan dengan kehidupan orang lain yang mereka anggap jauh lebih buruk daripada kehidupan kita. Takut dikira mencari perhatian. Dan mungkin masih banyak lagi ketakutan yang kita rasa akan terjadi jika kita menceritakan kondisi kesehatan mental kita ke orang lain.

Tak ada yang pantas mendapatkan kata cinta dan terima kasih yang sangat banyak selain diri kita sendiri. 

Aku berterima kasih kepada diriku sendiri karena sejauh ini masih mau bertahan dari rasa sakit, bahkan sumber rasa sakit itu dari diriku sendiri yang menciptakannya. Banyak rasa sakit yang aku simpan sendiri, bahkan aku sering kali menyalahkan orang - orang di sekitarku namun tak bisa aku sampaikan keluh kesah itu hingga akhirnya aku hanya memilih untuk menyalahkan diriku sendiri untuk kesekian kalinya.

Di usia 15 tahun aku banyak merasakan banyak hal - hal yang tidak mengenakan. Di saat semua teman - temanku tengah memilih akan masuk sekolah menengah atas favorit mereka, yang aku lakukan adalah memikirkan bagaimana caranya aku bisa mengakhiri hidupku tanpa rasa sakit. Terdengar mustahil memang anak umur 15 tahun sudah banyak menyusun rencana agar bisa mengakhiri hidupnya. Beberapa kali aku mencobanya, walaupun tak mendapatkan hasil yang aku inginkan. Sejak saat itu aku tidak pernah bisa mengenal siapa diriku ini. Semuanya terasa asing.

Kata - kata yang mungkin terdengar biasa bagi orang lain, tapi mungkin saja kata - kata biasa itu adalah salah satu kata yang tajam yang mampu menggores luka di ingatan seseorang. Hingga tanpa orang lain ketahui, jika ada seseorang yang tengah berada di dalam kamar dengan keadaan sunyi dan gelap memilih untuk mengukir sesuatu di atas kulitnya untuk melampiaskan rasa sakit dari perkataan atau perlakuan mereka yang ternyata memang menyakiti dirinya. Self harm atau menyakiti diri kita sendiri mungkin menjadi pelampiasan yang terbaik.

Aku selalu menyakiti diriku sendiri saat orang lain melukai diriku. Mungkin bukan dengan menggoreskan benda tajam ke kulitku, tapi yang aku lakukan adalah memotong sedikit demi sedikit rambutku jika aku merasa cemas atau ada perkataan orang yang benar - benar menganggu pikiranku. Ataupun aku sering kali memukulkan kepalaku di tembok setiap kali aku membuat kesalahan atau merasa bersalah dengan orang lain. Aku selalu melampiaskan semuanya kepada diriku sendiri. Itu dulu, sebelum aku benar - benar belajar bagaimana cara mencintai diriku sendiri.


Terdengar lebay memang, tapi itu kenyataannya. Belajar buat menghargai orang lain ya, karena nggak semua orang itu kuat. Mungkin dari luar mereka terlihat kuat karena mereka nggak pernah menunjukkan kesedihannya di hadapan kita, tapi kita nggak pernah tahu dalamnya mereka bagaimana bahkan apa yang mereka simpan pun kita nggak pernah tahu.

Sedih juga sebenarnya akhir - akhir ini banyak membaca pemberitaan tentang orang - orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Namun lebih miris lagi ketika membaca komentar orang - orang yang meremehkan sekali kesehatan mental seseorang. Dengan kata - kata yang di tulis atau di ucapkan, "Memang hidupnya sesulit apa sih? Lihat noh si ini, lihat noh si itu. Lemah banget." Ya karena isi kepala setiap orang berbeda dan cara mereka menyelesaikan masalah juga berbeda. Jadi rasanya nggak perlu membandingkan atau mengadu nasib yang sulit dengan orang lain, nggak perlu.

Ayo kita coba untuk belajar lagi tentang kesehatan mental dan juga belajar bagaimana kita bisa menempatkan diri kita dengan baik dengan mereka yang mungkin memiliki kesehatan mental yang tak stabil dengan orang - orang lain.

Aku juga masih belajar untuk menghargai, mencintai, bahkan mengenal diriku lebih jauh lagi. Juga aku juga masih belajar untuk berdamai dari trauma juga luka masa lalu yang sering kali mengganggu ketika aku sedang tidak baik - baik saja.





Take care of your mental health. Because, a healthy mind is very important for healthy body. #Mentalhealth #MentalhealthDay 



("Your mental health is a priority. Your happiness is essential. Your self-care is a necessity." Kadang kamu nggak perlu validasi dari orang lain atas kebahagiaan diri kamu sendiri. Menjadi egois untuk diri sendiri aku rasa bukan sesuatu kesalahan yang besar. Kamu harus mementingkan diri kamu sendiri sebelum mementingkan orang lain. Love yourself💜)



Terima kasih sudah membaca tulisan ini.
-🧸


Komentar