Beda Jalan, Bukan Kesalahankan?

 

....

Tulisan ini sebelumnya pernah aku unggah pada tanggal 02/06/2021 di blog aku yang lain, tapi aku memutuskan untuk menutup blog sebelah dan memulai tulisanku di sini :))) Dan aku berharap di sini aku lebih konsisten dalam menulis, hihi... Yahh tulisan ini aku re-upload lagi... Dengan nama baru & juga harapan baru..


                                                                                    +++++



Di usia sekarang, mungkin sebagian dari kita sedang merasakan banyak sekali kesulitan yang menghampiri kita dan juga beban yang harus kita emban mulai semakin terasa lebih berat dari sebelumnya. Dimana kita sudah mulai dituntut banyak hal oleh keadaan dan bahkan orang-orang disekitar pun mulai ikut andil dalam perjalanan hidup kita. Mimpi indah yang pernah kita rangkai dulu semasa kecil mungkin sampai saat ini belum juga terwujud ataupun kita di paksa untuk mengubur semua mimpi-mimpi itu, iya nggak sih?

Pernah nggak sih saat kamu sedang sendirian di dalam sebuah ruangan, kamu merenungi kehidupanmu yang akan datang. Memikirkan masa depan kamu misalnya. Besok kalo udah lulus mau jadi apa ya? Bisa nggak ya dapat pekerjaan yang sesuai dengan passion saya? Kira-kira kalo saya ambil jurusan ini tepat nggak ya? Dan masih banyak hal lagi pertanyaan yang kita belum temukan jawabannya.

Selain itu, sudahkan kamu merangkai rencana – rencana untuk masa yang akan datang? Terkadang kita tidak menyadari, apakah kita hidup untuk mengikuti arus yang ada atau kita memilih hidup untuk melawan arus di depan kita. Saat kita hidup mengikuti arus yang ada, bukankah sama saja kita belum bisa merencanakan sebuah masa depan untuk diri kita dan orang – orang di sekitar kita, kita hanya terpaku dengan suapan dari orang lain dan cenderung untuk mendapatkannya tanpa usaha.

Tapi saat kita memilih hidup untuk melawan arus, kita sadar bahwa tidak akan mudah untuk mencapai puncak jika kita tidak bisa menghadapi rintangan – rintangan yang sedang menunggu di setiap jalan. Setiap rintangan akan punya cerita dan rasa sakit yang berbeda, bahkan tidak jarang membuat kita berpikir bagaimana caranya untuk menyerah. Namun, bagi orang yang memiliki tekad yang kuat untuk sampai ke puncak, mereka akan memilih untuk rehat sejenak bukan untuk menyerah, ia akan melanjutkan kembali perjalanan saat keadannya sudah pulih dan siap untuk menaklukan rintangan yang baru.

Pernah nggak sih punya pemikiran bahwa jalan yang kita ambil ini salah? Contohnya kayak mahasiswa yang biasanya merasa jika jurusan yang diambilnya tidak sesuai dengan apa yang sudah dalam benaknya.

Contohnya adalah saya, saya tidak merasa salah jurusan karena ada beberapa alasan yang membuat saya merasa tepat berada di jurusan ini, tapi itu tidak berlaku bagi orang – orang di sekitar saya terutama keluarga saya. Keluarga saya tahu apa yang sudah saya inginkan sejak dulu saat saya masih berada di bangku menengah atas, yah saya dulu ingin mempelajari seni tapi semua itu nggak sesuai dengan apa yang saya mau, ada sebuah alasan yang akhirnya membuat saya memilih untuk mengubur mimpi itu.

Bahkan sepupu saya pernah bilang gini,

“ Kamu udah nyerah sama apa yang kamu inginkan? Kenapa nggak di coba lagi waktu itu? Nanti nyesal lho ke depannya, dunia perkuliahan itu nggak kayak pas kamu masih di SMA.”

Mau tahu jawaban saya apa?

“Iya mas, In Shaa Allah udah yakin. Tinggal jalani aja dan nyoba buat belajar dari nol lagi, kalo nyesal ya nanti di pendam sendiri deh, hehe. Kalo jodoh juga nggak kemana kok mas, nanti di pertemukan lagi sama harapan itu.”

Dan memang sejak saat itu saya merasa bahwa saya menemukan jalan yang baru lagi, saya nggak mau mengatakan bahwa jalan yang saya ambil ini salah. Karena, saat saya memutuskan untuk mengambil jalan ini pun ada sebuah duri yang harus saya lewati yaitu kedua orang tua saya. Orang tua saya mencoba menerima kenyataan bahwa anak bungsunya ini memilih untuk melawan arus dibandingkan mengikuti arus yang sudah orang tuanya siapkan. Walaupun tahu anak bungsunya memilih untuk melawan arus, bukan semerta – merta menjadikan alasan orang tua saya berhenti untuk menyuapi kebutuhan anaknya. Mereka juga memilih untuk ikut melawan arus bersama anak bungsunya ini, bahkan mereka menjadi sebuah tameng yang kuat ketika anak bungsunya mendapat kecaman yang hebat dari orang lain yang mencoba untuk memberhentikan langkah anaknya.

Saya tahu bahwa mungkin tidak semua orang tua bisa paham dengan apa yang diinginkan oleh seorang anak, karena terkadang orang tua juga sudah mempersiapkan jalan agar anaknya dapat melangkah dengan mudah walaupun kadang tanpa sadar ada anak yang memilih untuk meredam rasa sakitnya karena harus rela mengubur mimpi indahnya demi kebahagiaan orang tuanya.

Untuk jadi keras kepala itu penting nggak sih? Ketika kita keras kepala bukan juga kita ingin menjadi seorang pembangkang bagi orang – orang di sekitar kita, namun itu resikonya bukan?

Setiap orang hidup dengan jalan yang berbeda, jika saya, kamu, dan kita mengambil jalan yang berbeda dengan jalan orang lain, itu bukan sebuah pilihan yang salah. Kesulitan bukan sebuah alasan untuk kita berhenti dan menganggap itu sebagai jalan yang salah hingga memunculkan sebuah penyesalan. Tidak ada salahnya jika kamu hidup melawan arus yang ada.

Ada sebuah filosofi bagus yaitu “hiduplah layaknya ikan salmon”, kenapa harus seperti ikan salmon? Karena ikan salmon merupakan jenis ikan yang berani hidup melawan arus, rela terluka bahkan berani untuk mengambil resiko yang besar hanya untuk mencapai tujuan hidupnya, yaitu bertelur di hulu sungai. Tidak jarang juga kan orang memilih untuk terpaku pada filosofi “hidup mengalir seperti air sungai hingga sampai ke samudera”, tapi bukankah itu tandanya kita lebih memilih pasrah dibandingkan berani untuk memberontak dengan kerasnya hidup? Jadi, mau sampai kapan kita hidup dalam suapan orang lain? Sudah saatnya kita berhenti untuk mendengar omong kosong orang lain, yang nyatanya terkadang membuat langkah kita semakin sulit untuk maju sampai ke tujuan yang kita inginkan.


++++



[Aku berharap jika suatu saat aku bisa sampai kepada tujuan yang sudah aku rangkai jauh-jauh hari. Dan semoga aku bisa bertahan lebih lama juga lebih kuat lagi dari hari kemarin. ]

++++


Komentar